Layanan Informasi Desa Menuju Desa Pintar Desa Maju

Selayang Pandang

Selayang Pandang Desa Atubul Dol

 Asal Usul Desa Atubul Dol

Pada awalnya desa Atubul Dol terdiri dari lima marga diantaranya marga seran, marga tokndekut, marga omyair, marga rumsifa dan marga rumwarin. Marga seran yang mula-mula datang kesini dan membangun desa ini dan disebut kampung atau desa Seran. Sesudah itu datang marga kedua adalah marga mpesjalam dan bersama sama marga seran hidup di desa ini.

Setelah mpesjalam mengenal bahwa marga seram ini daerah luar, maka mereka mengambil ahli kekuasaan dalam tangan mereka. Mengingat bahwa mereka adalah masyarakat daerah-daerah setempat. Marga seram tidak berkeberatan atas tindakan marga mpesjalam itu sebab mereka menyadari bahwa mereka adalah orang luar/pendatang. Marga mpesjalam menamai desa ini desa Atubul (panggilannya Otubul) dimana diambil dari nama seorang diantara mereka yang terkenal dan terkemuka yang bernama Tubul.

Kemudian dari itu, datanglah orang yang ketiga ialah Ratu Loli dan saudaranyaYarampau bersama keluarga mereka. Mereka datang dan melamar untuk menetap disini dimana marga mpesjalam dan seram menerima lamaran itu dengan persyaratan bahwa burung elang merah itu sebutan kilelusi kebetulan hinggap diatas pohon ketapang yang tinggi rela Ratu Loli Yarampau usaha punah jatuh dalam tangan maka semua hak kekuasaan apa sekalipun kami serakan pada kamu. Dimana Mswile Yempar Mbwebe Lawak (Berhak sebagai Sori Lur).

Ratu Loli berusaha menahan burung itu jatuh dalam tangan lalu Ia berteriak  Naleli sebagai tanda kemenangan alala lusi e e …. sehingga mereka digelar dengan marga Lusjalam. Kekuasaan pimpinan sekarang dalam tangan marga lusjalam  Ratu Loli Yarampau memberi nama Desa ini Lolorain. Lolorain dipandang sebagai nama kampung tua dalam tradisi, sedangkan nama Otubul dipakai sebagai nama panggilan saja.

Kedua marga dalam hal ini Mpesjalam dan Lusjalam menggabungkan diri dalam satu ikatan Marga yang disebut Marga Tokndekut sedangkan Mpesjalam Lusjalam adalah Marga prbadi masing-masing. Ratu Loli Yarampau berjala-jalan memeriksa daerahnya dimana Ia bertemu dengan marga Omyair Dayar yang pada saat itu kampung mereka tinggal di pedalaman 7 KM dari pantai.

Ratu Loli Yarampau marga dari salah satu mereka datang dan hidup bersama-sama di Kampung Otubul. Kemudian  Ratu Loli Yarampau bertemu satu marga lagi yaitu Omyair Dolar dan usaha tersebut membuahkan hasil dimana marga Omyair Dolar juga datang dan hidup bersama-sama di Otubul. Marga Omyair Dayar dan Omyair Dolar bergabung dan disebut Omyair.

Selanjutnya pada suatu saat Marga Yatar datang sendiri dan melamar untuk menetap di Otubul, sebab Desa mereka diserang penyakit cacar yang berbahaya. Sebagian dari mereka menetap dan tinggal di Desa Amdasa dimana Marga ini bergabung diri dengan Marga besar Omyair. Ratu Loli Yarampau bertemu lagi dengan Marga Rumsifa disuatu tempat yang bernama Suitil dalam, mereka lebih dikenal barang dan Skyait Lingansere. Kemudian Ratu Loli Yarampau bertemu lagi dengan marga Rumwarin di buar Meli mereka juga diusahakan untuk tinggalkan Desa mereka dan datang hidup bersama di Otubul.

Akhirnya datanglah suatu Marga yang lain ialah Marga Bwardalam yang langsung ditawarkan oleh Ratu Loli Yarampau dan hidup bersama di Otubul. Marga Bwardalam ini dimasukan oleh Ratu Loli Yarampau dari Marganya ialah Marga Tokndekut.

Aflyoi seorang dari marga Rumsifa kawin dengan dua orang perempuan diantaranya Samponwenan Mparyat dari Marga Mpesjalam dan Terunenan Iplonar tidak menemui persyaratan maka Ia dikurung dan hidup sebagai binatang (babi). Hal itu didengar oleh keluarga orang tuanya maka mereka datang dengan serombongan dibawa pimpinan sendiri selimer Radiam diambil pula anaknya itu. Kemudian mereka menikam tanah dengan tombak wasiat lalu tanah Desa terbelah dua dan sebagian banyak kelaut dan membentuk dua pulau yang disebut dengan nama Kore dan Nusmes. Pada beberapa keluarga dari marga Tokndekut menumpang perahu Tubultenan yang kebetulan berlabu dan mereka keluar dari Otubul dan menetap di Namtabun Selaru sampai saat ini. Keadaan Desa akhirnya dalam keadaan normal kembali. Marga Seram khawatir melihat penduduk setempat makin makin bertambah, lalu mereka meminta ijin dari Ratu Loli Yarampau untuk kembali ke tempat asal mereka. Atas musyawarah atau mufakat bersama, maka masyarakat Otubul membuat suatu pesta perceraian dimana mereka semua menerima  tradisi dibawa naungan kibaran bendera Seram. Dan akhirnya Marga Seram meninggalkan Otubul dengan meninggalkan benderanya untuk Otubul tanda peringatan persaudaraan pela.

Kehidupan masyarakat secara muda-mudi semakin meningkat secara sex. Beberapa pemuda dari Marga Rumwarin pacaran dengan Wanita-Wanita muda dari marga Tokndekut dan Omyair. Dengan kesempatan inipun pemuda-pemuda Rumwarin ini mencapai bulu-bulu kemaluan dari wanita-wanita dan didirikan ditengah Natar Ribun Luan, hal itu dapat diketahui oleh Tokndekut dan Omyair maka timbul perkelahian secara besar-besaran namun tidak ada korban jiwa. Berdasarkan perkelahian itu terpaksa Rumsifa dan Rumwarin meninggalkan Otubul (kampung tua) dan mereka memilih tempat baru Lyerun Sepan menjadi tempat atau tempat tinggal mereka. Marga Tokndekut dan Omyair masih tetap hidup di Otubul (kampung lama). Dalam waktu yang lama, baru kedua marga ini antara Tokndekut dan Omyair tinggal dekat Otubul (kampung Lama) dan bertempat di Mangmwat dalam dan menetap sebagai Desa Otubul Baru. Letak Desa baru Tokndekut Omyair di tanjung dan dilaut, maka Desanya dipanggil menjadi Atubul Dol sedangkan Lyerun Sepan bertempat di teluk dan darat maka dinamai Desa Atubul Da. Perpecahan Atubul menjadi dua Desa mungkin terjadi kira-kira dalam tahun 1700 atau 1800-an. Atubul pada umumnya tinggal saja empat Marga besar diantaranya Tokndekut, Omyair, Rumsifa, dan Rumwarin, sedangkan Marga Seram tidak termasuk lagi karena Marga Seram sudah kembali ke daerah asalnya. Daerah atau wilayah kekuasaan Desa dikenal dari perbatasan-perbatasan yang tertentu dimana bagian utara berbatasan dengan Desa Amdasa oleh sungai Tamrian, dan bagian selatan berbatasan dengan Desa Lorulung oleh sungai dalam matan. Masyarakat Atubul hidup dalam satu kekuasaan tradisi dan dapat dikuasai oleh satu pimpinan Sorilur dimana Sorilur ialah Sorilur Tokndekut.

 

Nama – Nama Kepala Desa setelah  terbentuknya Desa Atubul Dol.

NAMA/GELAR/JABATAN PERIODE  

KETERANGAN

 

1. Lasarus Lingansere 1918 – 1928 Kades
2. Paulus Omyair 1928 – 1937 Kades
3. Maryus Rumwarin 1938 – 1946 Kades
4. Yulianus Buardalam 1950 – 1962 Kades
5. Dominikus Lingansera 1969 Kades
6. Didimus Bulurdity 1980 – 2007 Kades  3 Periode
7. Alfonsus Rumwarin 2008 – 2010 Kades
8 Johanis Sarbunan 2011 – 2016 Kades
9 Polikarpus Batlayery 2017 – 2018 Penjabat
10 Casianus Ngoranmele 2019 – 2024 Kades
Bagikan ke:
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
February 2025
M T W T F S S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
2425262728  

Berita Terkini

Informasi Marinyo

Gambar Bertutur

Video Pilihan

Scroll to Top

LOGIN

Lapor Kades!